Translate This Blog

Tuesday, October 26, 2010



Thursday, October 21, 2010

Doa untuk mata

Surah Yusuf, 12:93
Pergilah dengan membawa bajuku ini, kemudian letakkan pada muka ayahku supaya ia dapat melihat, dan selepas itu bawalah kepadaku keluarga kamu semuanya".





Surah Qaf (ق), ayat 22
Ertinya: (Serta dikatakan kepadanya): Demi sesungguhnya! Engkau di dunia dahulu berada dalam keadaan lalai tentang (perkara hari) ini, maka kami hapuskan kelalaian yang menyelubungimu itu, lalu pandanganmu pada hari ini menjadi tajam (dapat menyaksikan dengan jelasnya perkara-perkara hari akhirat). ۝


Wednesday, October 20, 2010

Latar Belakang Munculnya Bid'ah

Tidak diragukan lagi bahawa berpegang teguh dengan Al-Kitab dan As-Sunnah adalah kunci keselamatan dari terjerumusnya kepada bid'ah dan kesesatan ; Allah SWT berfirman.

"Artinya : Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya". [Al-An'am : 153].

Rasulullah SAW telah menjelaskan hal itu dalam suatu hadits yang di riwayatkan sahabat Ibnu Mas'ud RA, berkata : Rasulullah SAW membuat satu garis untuk kita, lalu bersabda : "Ini adalah jalan Allah", kemudian beliau membuat garis-garis di sebelah kanannya dan disebelah kirinya, lalu bersabda : "Dan ini adalah beberapa jalan di atas setiap jalan tersebut ada syetan yang senantiasa mengajak (manusia) kepada jalan tersebut".

Maka barangsiapa yang berpaling dari Al-Kitab dan As-Sunnah ; pasti akan selalu terbentur oleh jalan-jalan yang sesat dan bid'ah.

Jadi latar belakang yang menyebabkan kepada munculnya bid'ah-bid'ah, secara ringkas adalah sebagai berikut :
- bodoh terhadap hukum-hukum Ad-Dien, mengikuti hawa nafsu, ashabiyah terhadap berbagai pendapat dan orang-orang tertentu, menyerupai dan taqlid terhadap orang-orang kafir.

Perinciannya sebagai berikut.

1. Bodoh Terhadap Hukum-hukum Ad-Dien

Semakin panjang zaman dan manusia berjalan menjauhi atsar-atsar risalah Islam : semakin sedikitlah ilmu dan tersebarlah kebodohan, sebagaimana hal itu dikabarkan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya :

"Artinya : Barangsiapa dari kamu sekalian yang masih hidup setelahku, pasti akan melihat banyak perselisihan". [Hadits Riwayat Abdu Daud, At-Tirmidzi, beliau berkata hadits ini hasan shahih].

Dan dalam sabdanya Rasulullah SAW berkata:

"Artinya : Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak mengambil (mencabut) ilmu dengan mencabutnya dari semua hamba-Nya akan tetapi mengambilnya dengan mewafatkan para ulama, sehingga jika tidak ada (tersisa) seorang ulamapun, maka manusia mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh, mereka ditanya (permasalahan) lalu berfatwa tanpa dibarengi ilmu, akhirnya mereka sesat dan menyesatkan".

Tidak akan ada yang bisa meluruskan bid'ah kecuali ilmu dan para ulama ; maka apabila ilmu dan para ulama telah hilang terbukalah pintu untuk muncul dan tersebarnya bagi para penganut dan yang melestarikannya.

2. Mengikuti Hawa Nafsu

Barangsiapa yang berpaling dari Al-Kitab dan As-Sunnah pasti dia mengikuti hawa nafsunya, sebagaimana firman Allah :

"Artinya : Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat dari pada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun". [Al-Qasas: 50].

Dan Allah Ta'ala berfirman.

"Artinya : Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai ilahnya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya. Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat)". [Al-Jaatsiyah : 23].

Dan bid'ah itu hanyalah merupakan bentuk nyata hawa nafsu yang diikuti.

3. Ashabiyah Terhadap Pendapat Orang-orang Tertentu.
Ashabiyah terhadap pendapat orang-orang tertentu dapat memisahkan antara dari mengikuti dalil dan mengatakan yang haq.

Allah Ta'ala berfirman.
"Artinya : Dan apabila dikatakan kepada mereka : 'Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah'. Mereka menajwab : '(Tidak) tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami'. '(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk". [Al-Baqarah : 170].

Inilah keadaan orang-orang ashabiyah pada saat ini dari sebagian pengikut-pengikut madzhab, aliran tasawuf serta penyembah-penyembah kubur. Apabila mereka diajak untuk mengikuti Al-Kitab dan As-Sunnah serta membuang jauh apa-apa yang menyelisihi keduanya (Al-Kitab dan As-Sunnah) mereka berhujjah (berdalih) dengan madzhab-madzhab, syaikh-syaikh, bapak-bapak dan nenek moyang mereka.

4. Menyerupai Orang-Orang Kafir

Hal ini merupakan penyebab paling kuat yang dapat menjerumuskan kepada bid'ah, sebagaimana disebutkan dalam hadits Abi Waqid Al-Laitsy berkata.

"Kami pernah keluar bersama Rasulullah SAW menuju Hunain dan kami baru saja masuk Islam (pada waktu itu orang-orang musyrik mempunyai sebuah pohon bidara) sebagai tempat peristirahatan dan tempat menyimpan senjata-senjata mereka yang disebut dzatu anwath. Kami melewati tempat tersebut, lalu kami berkata :" Ya Rasulullah buatkanlah untuk kami dzatu anwath sebagaimana mereka memiliki dzatu anwath, lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Allahu Akbar! Sungguh ini adalah kebiasaan buruk mereka, dan demi yang jiwaku di tangannya, ucapan kalian itu sebagaimana ucapan Bani Israil kepada Musa 'Alaihi Sallam :

"Artinya : Hai Musa, buatlah untuk kami sebuah ilah (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa ilah (berhala)". [Al-A'raf : 138]

Lalu Musa bersabda : "Sungguh kamu sekalian mengikuti kebiasaan-kebiasaan sebelum kamu".

Di dalam hadits ini disebutkan bahwa menyerupai orang-orang kafir itulah yang menyebabkan Bani Israil dan sebagian para sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menuntut sesuatu yang buruk, yakni agar mereka dibuatkan tuhan-tuhan yang akan mereka sembah dan dimintai berkatnya selain Allah Ta'ala. Hal ini jugalah yang menjadi realita saat ini. Sungguh kebanyakan kaum muslimin telah mengikuti orang-orang kafir dalam amalan-amalan bid'ah dan syirik, seperti merayakan hari-hari kelahiran, mengkhususkan beberapa hari atau beberapa minggu (pekan) untuk amalan-amalan tertentu, upacara keagamaan dan peringatan-peringatan, melukis gambar-gambar dan patung-patung sebagai pengingat, mengadakan perkumpulan hari suka dan duka, bid'ah terhadap jenasah, membuat bangunan di atas kuburan dan lain sebagainya.


[Disalin dari buku Al-Wala & Al-Bara Tentang Siapa Yang Harus Dicintai dan Harus Dimusuhi oleh Orang Islam, oleh Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan, terbitan At-Tibyan hal. 59 - 65, penterjemah Endang Saefuddin]

rujukan : http://www.syifa-alhidayah.com/index_live.asp

Ilmu Dari Mimpi Adalah Tipu Helah Iblis

SOALAN:

Saya telah beberapa kali bermimpi, didatangi oleh seorang lelaki memegang tasbih, berjubah hijau dan memakai serban. Lelaki ini, dalam mimpi yang ketiga, yang berlaku dalam tempoh lebih kurang tiga minggu memberi sepotong ayat untuk diamalkan. Ayat ini pada mulanya tidak dapat saya ingati apabila terjaga, tetapi akhirnya ayat itu dapat saya ingati lalu saya perdengarkan kepada seorang ustaz, di mana ustaz tersebut menyatakan bahawa ayat tersebut adalah benar.

Saya telah mengamalkan ayat tersebut, terutamanya selepas sembahyang fardu, seperti yang diajar dalam mimpi tersebut pada pertemuan yang tidak dapat dijelaskan waktunya. Persoalan saya ialah adakah mimpi saya itu baik, tidak mendatangkan masalah kepada saya, termasuk iktikad saya? Setakat ini saya telah menggunakan ayat-ayat tersebut untuk mengubati orang sakit, dan berjaya. - Salmi, Kota Bharu.

JAWAPAN:

Perlu diperjelaskan bahawa bukan mustahil apa yang berlaku ke atas saudara merupakan satu keistimewaan yang diberi oleh Allah ke atas hamba-Nya yang ikhlas, beriman lagi bertakarub kepada-Nya. Banyak cara Allah s.w.t. apabila Dia hendak menolong hamba-Nya. Allah apabila mahukan sesuatu itu berlaku ke atas hamba-Nya, maka akan terjadilah di mana ia tidak digagahi oleh sesiapa pun.

Walaupun demikian, setiap orang yang beriman itu perlu ditadbir oleh mereka yang berilmu. Kedua-duanya mimpi daripada iblis dan syaitan, dan ketiganya ialah mimpi mainan tidur.

Iblis dan syaitan diberi keistimewaan oleh Allah dapat melihat manusia, namun sebaliknya manusia tidak boleh melihat makhluk ini. Walaupun demikian, dalam keadaan tertentu manusia dapat melihat jin apabila penutup yang menghalang penglihatan manusia itu dibuka oleh Allah iaitu di kalangan mereka yang menuntut ilmu yang berkaitan dengan jin, membela, bersahabat atau bersaudara, mereka yang diganggu oleh jin (gangguan), atau mereka yang menghadapi masalah sihir, juga oleh sesiapa pun di mana hijab yang berlaku selama ini dibuka oleh Allah.

Jin tidak berupaya untuk berkomunikasi secara terus dengan manusia, kerana nature kejadian makhluk ini adalah berbeza. Manusia dijadikan oleh Allah daripada saripati tanah, manakala jin dijadikan Allah daripada api yang sangat panas. Manusia mempunyai jasad, tetapi jin tidak mempunyai jasad kasar seperti manusia. Ini adalah di antara sebab yang menjadi perbincangan atau perbalahan ahli-ahli falsafah kenapa manusia dan makhluk jin ini tidak dapat berhubung secara fizikal.

Walaupun demikian, makhluk halus ini berupaya berhubung dengan manusia ketika tidur melalui mimpi. Makhluk ini berupaya menyakiti manusia ketika hendak terlelap tidur, dengan mendatangkan pelbagai gangguan, menyebabkan seseorang itu berasa seolah-olah dihempap batu besar, ditikam di perut dengan benda tajam, berasa seolah-olah biji mata dipatuk oleh paruh burung yang besar, dicekik dan diselam dalam air menyebabkan orang yang tidur berkenaan tidak bernafas atau sesak nafas, menggigil ketakutan dalam keadaan berpeluh-peluh dan sebagainya.

Ketika sedang tidur makhluk ini boleh datang dalam mimpi, menyerupai binatang hitam yang menakutkan, menggigit, membelit dan sebagainya yang menyebabkan seseorang itu takut hendak tidur, lalu akhirnya jatuh sakit, atau sakitnya menjadi bertambah teruk.

Mengenai kes saudara, makhluk ini mendatangi saudara ketika dalam mimpi, dengan berjubah hijau dan sebagainya seperti yang saudara jelaskan. Jubah adalah lambang seorang yang alim apatah lagi dikaitkan dengan biji-biji tasbih di tangan. Warna hijau pula adalah warna kesukaan Nabi s.a.w. Keadaan seumpama ini adalah semata-mata untuk menarik minat saudara untuk mempercayai bahawa apa yang berlaku itu adalah pertolongan Allah, atau sekurang-kurangnya tidak ada kaitan dengan liku-liku atau helah jin, apatah lagi sekiranya ia berlaku ketika saudara dalam keadaan banyak berzikir, berdoa dan mendirikan sembahyang di keheningan malam.

Makhluk yang menjelma dalam bentuk atau rupa manusia alim ini begitu bijak. Ia tidak akan memberi doa sekali gus membolehkan saudara terus mengingati ayat-ayat yang diberi, tetapi ia akan memberinya sedikit buat permulaannya. Begitu juga yang dilakukan pada ketika yang lain, menyebabkan saudara begitu ghairah untuk mendapatkan doa yang ditayang-tayang dalam beberapa pertemuan mimpi.

Hidayah

Dalam keadaan apa sekalipun, selepas beberapa sesi mimpi yang terlalu mengharap, saudara akhirnya dapat ayat sepenuhnya seperti yang saudara jelaskan, dan didapati benar apabila saudara perdengarkan kepada orang yang faham mengenainya.

Dalam keadaan seperti ini, saudara akan terus-menerus mengamalkan apa yang disarankan oleh lelaki yang menjelma tadi. Dalam pertemuan yang lain, saudara akan dinasihatkan supaya memperbanyakkan lagi sedekah, perbanyakkan puasa Isnin dan Khamis, pergi umrah dan sebagainya. Semuanya ini menyebabkan saudara terus berkeyakinan bahawa apa yang berlaku tidak ada kaitan dengan jin atau jin-jin, tetapi merupakan ``maunah'' Allah, ataupun hidayah Allah, yang tidak diperoleh oleh semua orang.

Perjalanan saudara tidak berakhir begitu sahaja. Mungkin saudara, ataupun orang yang berpengalaman seperti saudara pada satu ketika pergi ke sekolah untuk mengajar seperti biasa. Ketika rehat salah seorang daripada guru perempuan teman saudara dengan tiba-tiba pening kepala lalu pengsan. Oleh kerana saudara dianggap sebagai seorang yang banyak ilmu agamanya, rajin berkata-kata mengenai agama, lalu teman-teman lain meminta jasa baik saudara supaya menolong teman yang sedang pengsan tadi.

Dalam keadaan kelam-kabut saudara rasa terdorong untuk menolong teman tadi, iaitu dengan membacakan doa yang saudara pelajari ketika tidur dan mengamalkan menurut panduan yang diberi dan didapati orang yang tidak sedarkan diri itu sembuh seperti sedia kala.

Terlalu banyak peristiwa seperti ini boleh berlaku yang melibatkan saudara yang akhirnya saudara menjadi seorang ``tok bomoh'', atau lain-lain julukan diberi oleh kawan-kawan, yang semuanya menghela kepada keyakinan diri bahawa saudara berupaya melakukan rawatan kepada pesakit.

Mungkin pada waktu lain, guru yang sama dengan tidak semena-mena pengsan, lalu mengeluarkan suara yang lain daripada suaranya, dan berkata dengan perkataan-perkataan yang tidak disangka-sangka, tetapi ada kebenarannya. Dan apabila saudara datang mendekatinya, membacakan doa yang saudara amalkan dalam segelas air, pesakit menjadi sembuh setelah minum.

Hal yang sama mungkin berlaku ketika saudara balik kampung, atau ke majlis-majlis perkahwinan, di mana pengantin perempuan dengan tidak semena-mena menjerit lalu tidak sedarkan diri. Dalam keadaan panik, dan tercari-cari orang yang pandai mengubat, memulihkan pengantin, saudara akhirnya terdorong untuk merawat pengantin yang pengsan tadi, dan sembuh.

Pada diri saudara, apa yang berlaku memberi keyakinan. Diyakini bahawa apa yang saudara dapat adalah daripada pertolongan Allah, apatah lagi ketika itu saudara selalu melakukan sembahyang di waktu malam, puasa Isnin dan Khamis, banyak bersedekah dan sebagainya, tetapi dari satu sudut lain, apa yang berlaku adalah hasil dari permainan dan tipu helah syaitan.

Guru yang sakit yang pengsan di sekolah, ataupun pengantin yang tidak sedarkan diri meracau ketika bersanding itu berlaku kerana angkara jin yang sama, iaitu perbuatan jin yang datang menjelma dalam mimpi saudara. Iaitu jin yang datang berjubah hijau, memegang tasbih berserban. Setelah memberi doa kepada saudara, lalu perasaan rasa yakin diri itu tersemat dalam diri, jin yang sama datang kepada guru yang ada di sekolah tempat saudara mengajar, lalu mencekik atau menyakitinya, dan meresap dalam tubuhnya. Makhluk jin ini dalam masa yang sama mendorong saudara untuk memulihkannya, lalu saudara berjaya memulihkannya.

Begitu juga yang berlaku ketika pengantin perempuan bersanding di mana masalah yang timbul adalah angkara jin yang sama. Walaupun demikian, apa yang berlaku tidak mudah diketahui atau disedari oleh manusia kerana tindak-tanduk, dan tipu helah jin atau iblis syaitan musuh manusia itu terlalu besar muslihatnya.

Terlalu banyak tipu helah makhluk halus yang menyebabkan seseorang itu sesat, tetapi merasakan dirinya mendapat maunah atau hidayah Allah. Makhluk ini secara tidak langsung mengajar dan membantu manusia melakukan rawatan dengan pelbagai kaedah, termasuk mengajar manusia atau berhubung dengan manusia ketika tidur. Setelah saudara benar-benar yakin, makhluk ini berkemungkinan meresap dalam diri saudara, menyebabkan saudara, ataupun orang yang mempunyai pengalaman seperti ini melakukan rawatan dalam keadaan menurun, di mana makhluk ini menggunakan jasad manusia untuk melakukan rawatan, mencari barang hilang, memberi petua penerang hati dan sebagainya. Fenomena seperti ini hakikatnya banyak berlaku di kalangan mereka yang melibatkan diri dengan ilmu kebatinan hingga sekarang ini tanpa disedari.

Perbicaraan mengenai ilmu yang diperoleh dalam mimpi banyak berlaku. Sukar untuk membezakan antara mereka yang mendapat maunah atau hidayah benar-benar daripada Allah. Biar dalam keadaan apa sekalipun, saya berkeyakinan bahawa kebanyakan mereka yang memperoleh ilmu melalui mimpi hakikatnya adalah daripada tipu helah iblis dan syaitan untuk menyesatkan manusia.


Sedutan dari:

Rencana oleh Dr. Amran Kasimin
Mingguan Malaysia

rujukan : http://www.syifa-alhidayah.com/coretan_list_one.asp?id=64

Thursday, October 7, 2010

Hukum mewarnakan rambut: Part 2

Umat Islam dibenarkan mewarnakan rambutnya. Berikut ini kami terjemahkan fatwa Dr. Yusof al-Qardhawi mengenainya (Al-halal Wal haram Fil Islam, Dr. Yusof al-Qardhawi, hal.89-09):

Sebahagian dari perkara yang tergolong di dalam masalah perhiasan ialah mewarnakan wambut atau janggut yang telah beruban. Telah datang satu riwayat yang menjelaskan bahawa orang-orang Yahudi dan Nasrani enggan mewarna rambut dan mngubahnya dengan beranggapan, antaranya ialah berhias dan memperelok diri itu dapat menghindarkan erti peribadatan dan beragama. Sebagaimana yang dilakukan oleh para rahib dan ahli-ahli zuhud yang bersikap berlebih-lebihan.

Tetapi Rasulullah s.a.w. melarang mengikut (taqlid) kepada suatu kaum dan mengikuti jejak langkah mereka, supaya umat Islam sentiasa mempunyai keperibadian yang berbeza, zahir dan batin. Dan, diriwaytakan oleh Abu Hurairah, bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Sesungguhnya orang-orang Yahudi tidak mahu mewarnakan rambut, oleh itu berbezalah kamu dengan mereka. (HR Bukhari).

Amar (perintah) di sini mengandungi maksud sunat, sebagaimana yang biasa dilakukan oleh para sahabat, seperti Abu Bakar dan Umar. Manakala yang lainnya tidak melakukan (mewarna rambut), seperti Ali, Ubai bin Ka’b dan Anas.

Tetapi, dengan warna apa dibenarkan mewarna rambut? Apakah dengan warna hitam atau warna-warna lain? Atau mesti mengelakkan dengan warna hitam?

Orang yang telah tua, ubannya telah merata semada di kepala ataupun di janggut, tidak selayaknya mearna dengan warna hitam. Oleh itu, ketika Abu Bakar membawa bapanya ABu Qufahah ke hadapan Nabi s.a.w. pada hari penaklukan Mekah, Nabi melihat rambutnya seperti pokok Thughamah yang terlalu putih buah dan bunganya. Nabi bersabda:
“Ubahlah ini (uban) tetapi jauhilah warna hitam.” (HR Muslim).

Manakala mereka yang tidak sebaya dengan Abu Qufahah, tidaklah berdosa apabila mewarna rambutnya dengan warna hitam. Dalam amsalah ini al-Zuhri telah berkata: “Kami mewarna rambut dengan warna hitam apabila wajah masih kelihatan muda, tetapi apabila wajah sudah berkedut dan gigi sudah goyang, kami tinggalkan warna hitam.” (Fathul Bari)

Segolongan ulamak salaf membenarkan mewarna dengan warna hitam, mereka ialah Saad bin ABi Waqqas, uqbah bin Amir, Hasan, Husain, Jarir dan selainya.

Sebahagian ulamak berpendapat tidak boleh dengan warna hitam kecuali dalam keadaan perang agar dapat menakutkan musu. Kerana mereka akan melihat semua tentera-tentera Islam masih kelihatan muda. (Fathul Bari).

Dan di dalam sebuah hadis riwayat Abu Zar mengatakan:
“Sebaik-baik bahan yang digunakan untuk mewarna uban ialah pokok inai dan katam.” (HR Tarmizi dan ash-habusunan)

Katam adalah satu pokok yang tumbuh di Yaman yang mengeluarkan pewarna berwarna hitam kemerah-merahan. Dan Inai berwarna merah.

Anas bin Malik meriwayatkan, bahawa Abu Bakar mewarna rambutnya dengan inai dan katam, manakala Umar hanya dengan inai sahaja.]

——–

Sekian. Harap menjawab persoalan anda. WA.

al-ahkam

Hukum mewarnakan rambut: Part 1

Oleh: DR. AMRAN KASIMIN
SOALAN: Saya seorang remaja berusia 20-an. Saya mewarnakan rambut, kerana terikut-ikut dengan kawan. Saya merasa keliru tentang hukumnya, kerana terdapat pada pewarna itu tanda logo halal, seperti yang terdapat pada barang-barang keluaran yang dijamin bersih, tetapi sesetengah ustaz pula mengatakan haram.

Soalan saya, apa hukum mewarnakan rambut dengan warna-warna perang dan hitam. Bagaimana dengan mandi hadas bagi mereka yang memakai pewarna rambut. Apa hukum jika tujuan mewarnakan rambut itu untuk menutup uban atau supaya dikata orang usianya masih muda. Jawapan tuan sangat saya hargai. - NOR, Alor Gajah, Melaka.

Jawapan: Soalan tentang hukum mewarnakan rambut perlu dilihat dari pelbagai aspek, seperti tujuan mewarna, jenis-jenis warna dan pihak-pihak yang terlibat dengan kegiatan mewarna serta kesannya kepada diri, keluarga dan masyarakat.

Sehubungan ini ada sebuah hadis berkaitan dengan penjagaan rambut yang diriwayat Abu Dawud daripada Abu Hurairah r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda yang membawa maksud: Sesiapa yang menyimpan rambut hendaklah ia mengemaskannya. (Miskat, 2/491). Mengemaskan rambut ertinya tidak membiarkannya kusut masai, tidak terurus, berterbangan apabila ditiup angin atau dibiar menjadi sarang tempat kutu membiak dan sebagainya.

Sebaliknya, rambut hendaklah dibersihkan setiap hari, diikat dan disapu minyak, supaya kelihatan sentiasa berseri. Bagi wanita pula hendaklah didandan atau diikat kemas, diwarnakannya jika sudah beruban dan tidak lagi diminati suaminya, tetapi hendaknya tidak dipamer kepada lelaki bukan mahramnya. Bagi wanita yang sudah lanjut usia dan tidak bersuami, tidak perlu lagi berbuat demikian, kerana tiada motif sebenar daripada pewarnaan rambutnya.

Sebahagian ulama melarang perbuatan mewarnakan rambut secara mutlak, seolah-olah warna rambut tidak boleh diubah daripada warna asalnya, namun sejauh yang diperhatikan, dalil-dalil yang dikemukakan bagi pengharaman itu tidak lengkap, atau larangan itu hanya kepada lelaki sahaja, sedangkan wanita dikecualikan, atau larangan dikhaskan kepada wanita tua yang mewarnakan rambutnya, supaya kelihatan muda dan bergaya, lalu diminati lelaki yang tertipu dengan rambut kepala yang kononnya masih hitam.

Saya berpendapat, mewarnakan rambut hukumnya harus bagi wanita yang bersuami, jika tujuannya memperlihatkan kecantikan kepada suaminya sahaja, tetapi hendaklah tidak mempamerkannya kepada umum. Amalan ini boleh dimasukkan di bawah tuntutan penjagaan rambut, sebagaimana dalam hadis di atas.

Selain itu menjaga keharmonian antara suami dan isteri sangat besar tuntutannya. Isteri tidak sia-sia, jika rambutnya yang putih itu tiba-tiba kelihatan hitam di hadapan suaminya. Bagaimanapun, wanita lebih suka memperlihatkan kecantikan dirinya kepada orang lain, bukan kepada suaminya.

Abd. Rahman ibn al-Jawzi (114-1201 M.) berpendapat, lelaki juga harus mewarnakan rambut ubannya dengan apa jua warna, termasuk hitam. Beliau menjawab hadis-hadis yang melarang mewarna rambut itu sebagai khusus kepada mereka yang bermotif untuk memelihara nafsu mudanya, sekalipun usianya sudah cukup tua, sehingga tiada tanda-tanda ingin insaf atau semangat kembali kepada cara hidup yang mengutamakan hari akhirat.

Sehubungan ini juga ada riwayat menyatakan, kaum Yahudi dan Nasara beranggapan mewarnakan rambut itu menjejaskan nilai-nilai agama dan ibadat seseorang manusia, justeru itu, kalangan agama dan paderi-paderi Yahudi dan Nasara tidak mewarnakan rambut mereka. Anggapan ini dikira suatu keterlaluan dalam agama yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Baginda Rasulullah s.a.w. melarang umat Islam mencontohi Yahudi dan Nasara, sebaliknya mereka hendaklah menunjukkan cara hidup dan budaya yang berbeza dengan budaya mereka. Dalam konteks ini baginda dalam sebuah hadis riwayat Bukhari daripada Abu Hurairah r.a. bersabda yang bermaksud: Kaum Yahudi dan Nasara tidak mewarnakan rambut mereka. Warnakan rambut kamu supaya tidak menyerupai mereka.

Bagaimanapun, ulama sepakat berpendapat, mewarnakan rambut itu tidak wajib, ia hanya sunat sahaja. Sahabat-sahabat nabi yang arif tentang sunah seperti Ali ibn Abu Talib, Ubayy ibn Ka'b dan Anas ibn Malik tidak mewarnakan rambut mereka.

Saya lebih cenderung kepada pandangan Ibn al-Jawzi yang dinyatakan di atas, iaitu setiap orang harus mengenali dirinya sendiri. Jika mewarnakan rambut itu bertujuan memungkinkan dirinya bersama-sama orang muda dalam gelanggang maksiat dan memuja nafsu, pada hal usianya sudah tiba untuk kembali bertaubat dan sentiasa ke masjid, sebenarnya orang ini masih belum sedarkan diri. Uban pada hakikatnya adalah penanda bahawa usia sudah tua, perjalanan hidupnya mungkin lebih separuh usia telah berlalu.

Soalan selanjutnya, apakah jenis-jenis warna yang dibenarkan? Adakah meliputi semua warna seperti hitam dan perang atau warna-warna tertentu sahaja. Ulama berpendapat, orang tua yang rambut kepala dan janggutnya sudah beruban putih, tidak wajar lagi memilih warna hitam, kerana warna ini hanya sesuai bagi orang muda. Jika berminat, pilihlah inai bagi mewarnakannya.

Keharusan bagi orang tua, sesuai dengan sebuah hadis yang menyatakan, tetakala Abu Quhafah, iaitu bapa Abu Bakar al-Siddiq dibawa kepada nabi s.a.w. pada hari pembebasan Mekah, apabila baginda melihat rambut kepala dan janggutnya beruban putih, lalu bersabda: Warnakan rambut dan janggutnya, tetapi jangan pilih warna hitam. (Muslim: bilangan 2102). Warna hitam dilarang, kerana Abu Quhafah adalah seorang tua yang tidak lagi sesuai dengan warna itu.

Hadis ini menurut sesetengah ulama bermaksud, jika orang muda ditumbuhi uban pada kepala dan janggutnya, sedangkan ia masih pada usia yang biasanya belum lagi beruban, maka harus baginya mewarnakan rambut kepala dan janggutnya dengan apa jua warna termasuk hitam, lebih-lebih lagi jika jiwanya merasa keberatan menerima kenyataan bahawa ia beruban pada usia itu.

Hukum ini samalah dengan seorang yang cacat anggota, ia sangat malu dengan kecacatannya, maka Islam mengharuskannya memperbaiki kecacatan itu, supaya hidupnya lebih tenteram, perasaannya lebih tenang, kerana Allah tidak memberati seseorang, kecuali setakat termampu olehnya.

Sehubungan ini Imam ibn Syiba al-Zuhri menyatakan: Kami berpendapat harus memilih warna hitam, jika kulit muka seseorang itu masih belum berkedut, giginya masih belum goyang, maksud beliau ialah waktu umurnya masih muda. Antara sahabat yang berpendapat harus memilih warna hitam ialah, Sa'd ibn Abu Waqqas, Uqbah ibn' Amir, al-Hasan dan al-Husain, Jarir dan lain-lain.

Sebahagian ulama termasuk Imam Syafi'i berpendapat haram menghitamkan rambut uban, kecuali bagi tentera ketika perang. Tujuannya supaya musuh berasa takut dan keliru dengan usianya yang masih muda. Dalam sebuah hadis riwayat Abu Zarr al-Ghifari r.a. katanya: Sabda nabi s.a.w. yang bermaksud: Sebaik-baik pewarna bagi warnakan uban kamu ialah inai dan katam. Katam ialah pewarna yang diambil daripada sejenis pokok (Tirmizi: 1753. Abu Dawud: 4205). Hadis ini difahamkan warna inai hendaklah menjadi pilihan mereka yang ingin mewarnakan rambutnya.

Melihat kenyataan yang ada dalam masyarakat Islam hari ini, kalangan muda mudi Islam ada yang mewarnakan rambut mereka dengan warna perang, kerana meniru atau terpengaruh dengan orang Barat yang perang warna rambutnya. Sebahagiannya pula mewarna-warnikan rambut, kerana mengamalkan budaya punk kononnya. Fenomena ini tidak wujud pada zaman awal Islam, terutama ketika orang Barat belum dianggap sebagai bangsa yang maju di dunia.

Hukum Islam jelas dalam hal ini, iaitu melarang umatnya meniru dan menyerupai budaya dan cara hidup orang kafir. Dalam sebuah hadis riwayat Abu Dawud, Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud: Sesiapa menyerupai sesuatu kaum, maka ia tergolong dalam kumpulan mereka. Tidak syak lagi, meniru budaya asing secara membuta tuli, tanpa memikirkan faedahnya, adalah suatu amalan yang salah dan membuktikan pendewaannya kepada bangsa yang dicontohinya.

Berbalik kepada soalan tentang bahan pewarna yang bertanda logo halal yang biasanya menunjukkan bahan itu bersih dan halal diguna. Saya kurang pasti sama ada pewarna itu untuk mewarna makanan dan minuman atau untuk mewarna rambut. Sepanjang pengetahuan saya, logo halal biasanya diletak pada makanan dan minuman sahaja. Barang-barang lain seperti pakaian dan alat-alat solek tidak diletakkan tanda itu.

Kita di sini berbincang soal halal haram bukan pada makanan, kerana makanan bergantung kepada sama ada suci atau najis sesuatu bahan yang hendak dimakan, sedangkan hukum mewarna rambut tidak kena-mengena dengan sama ada suci atau najis bahan itu, tetapi pada dalil, tujuan dan motif pewarnaan itu dilakukan.

Untuk pengetahuan puan yang bertanya juga, hukum mewarna rambut ini tiada kena-mengena dengan hukum mandi hadas dan wuduk kerana hukum mandi hadas dan wuduk ialah wajib meratakan air pada anggota badan yang wajib dibasuh. Jika bahan yang diguna bagi mewarnakan rambut itu menghalang sampainya air kepada anggota yang dibasuh maka hendaklah dibuang terlebih dahulu bahan itu, terutama sebelum wuduk dan mandi hadas.

Ini bermakna bukan semua pewarna menghalang sampai air, puan dengan mudah sahaja dapat membezakan antara pewarna yang menghalang dan tidak menghalang sampai air. Bahan-bahan seperti kunyit tidak menghalang, tetapi bahan seperti cat dan cecair getah tentunya melekat dan menghalang. Seseorang yang ingin mandi hadas atau berwuduk, hendaklah mempastikan diri atau anggota wuduknya bersih daripada bahan-bahan seperti cat dan getah terlebih dahulu.

Rujukan: http://skypin.tripod.com/agama/agama17.html

Thursday, September 30, 2010

Doa

Doa:


Surat Ghāfir

40:60
Sahih International
And your Lord says, "Call upon Me; I will respond to you." Indeed, those who disdain My worship will enter Hell [rendered] contemptible.
Muhsin Khan
And your Lord said: "Invoke Me, [i.e. believe in My Oneness (Islamic Monotheism)] (and ask Me for anything) I will respond to your (invocation). Verily! Those who scorn My worship [i.e. do not invoke Me, and do not believe in My Oneness, (Islamic Monotheism)] they will surely enter Hell in humiliation!"
Malay
Dan Tuhan kamu berfirman: "Berdoalah kamu kepadaKu nescaya Aku perkenankan doa permohonan kamu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong takbur daripada beribadat dan berdoa kepadaKu, akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina.

Saturday, September 25, 2010

Anjing Dan Permasalahan Fiqh Sekitarnya

Antara fenomena yang ketara bagi Muslim yang tinggal di negara barat ialah ramai penduduk tempatan memelihara anjing. Anjing-anjing di kebanyakan negara barat biasanya terlatih dan amat jinak. Ada undang-undang yang memberikan perlindungan kepada anjing, pembela anjing dan juga orang awam. Dengan sebab itulah ramai yang memelihara anjing, terutamanya bagi yang hidup kesunyian tanpa teman. Apatah lagi budaya orang barat ialah anak-anak jarang tinggal dengan ibu bapa yang telah tua, lalu dipeliharalah anjing sebagai teman hidup. Bahkan ada yang telah mati beberapa hari bersama anjing yang setia dengan tuannya, kemudian baru ditemui oleh orang lain. Ada juga yang mewasiatkan hartanya kepada anjing. Pertubuhan menjaga kebajikan anjing juga tidak kurang banyaknya.

Bagi Muslim yang berasal dari Malaysia, kebanyakan kita agak fobia apabila melihat anjing ini. Ini kerana jarang kita berjumpa dengan anjing yang jinak di tanah air. Kebanyakannya adalah anjing liar. Saya pernah hidup berjiran dengan rakan berbangsa India yang membela anjing. Di depan rumahnya, ditampal papan tanda besar “Awas Anjing” dengan imej anjing yang ganas. Natijahnya, saya jadi takut dengan anjing.

Takut dengan anjing itu terbawa-bawa sampailah ke UK. Semasa awal permukiman saya di sini, punyalah seksa kalau berjumpa dengan anjing. Terutamanya di taman, atau di kaki lima di bandar, atau di car boot sale, asal jumpa anjing mesti ada antara orang Melayu yang lari ketakutan. Padahal anjing di sini semuanya jinak-jinak belaka. Kalau ada yang menerkam, itu tandanya anjing itu sedang teruja atau amat excited dengan kita. Anjing di sini suka mengenali kawan tuannya, dan cara anjing mengenali kita ialah dengan menghidu tangan kita.

Oleh kerana anjing di sini terlatih, jarang kita dengar kes serangan anjing. Kalau ada pun, ianya membabitkan spesis yang bahaya, terlarang, dan dipelihara tanpa kebenaran. Anjing yang menyerang manusia biasakan akan terus dihukum ‘tidur’.

Akan tetapi, tahukah anda yang sebenarnya ada juga orang Islam yang memelihara anjing, termasuklah golongan ulamak. Kawan saya yang mengaji pondok di Pattani menyatakan yang tok guru pondoknya memelihara anjing untuk tujuan keselamatan. Saya juga pernah menziarahi rumah rakan karib saya di sebuah kampung tradisional Melayu di Tumpat, Kelantan. Rumah di situ dibina tinggi, kerana lokasinya di tebing sungai. Kawan saya memaklumkan yang zaman dahulu, ramai yang memelihara anjing di bawah rumah masing-masing untuk tujuan keselamatan. Kebetulan rakan saya ini adalah berketurunan tok guru dan mufti diraja Kelantan, maka beliau menunjukkan beberapa keping gambar lama pegawai istana termasuklah Mufti dan Sultan. Ada antara gambar tersebut menunjukkan seorang berimej tok guru sedang memegang anjing (dengan tali) bergambar bersama kerabat diraja. Dan jangan terkejut, ada juga orang Melayu yang bersungguh-sungguh membela anjing, khususnya anjing yang terbiar atau dizalimi manusia di Malaysia, seperti di capaian ini dan juga ini. Saya harap anda tidak bersangka jahat dengan pemilik website tersebut.

Saya cuba untuk meringkaskan beberapa persoalan fiqh mengenai anjing seperti berikut:

Hukum Memelihara Anjing

Sebahagian ustaz menggunakan hadith yang diriwayatkan oleh Abu Daud di bawah untuk mengharamkan Muslim memelihara anjing di dalam rumah seperti di bawah:

لا تدخل الملائكة بيتاً فيه صورة ولا كلب

Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang mempunyai gambar dan anjing.

Hadith di atas termasuk di dalam hadith dho’if. Imam al-Bukhari dan Syeikh al-Albani adalah antara sebahagian ulama’ hadith yang mendho’ifkan hadith ini.

Akan tetapi, di sana terdapat sepotong hadith sahih yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim yang menyentuh mengenai hukum memelihara anjing di rumah, iaitu:

من اقتنى كلباً إلا كلب ماشية أو كلب صيد نقص من عمله كل يوم قيراط

Barangsiapa yang memelihara anjing, kecuali anjing berjalan (untuk tujuan menjaga ternakan atau keselamatan) dan anjing perburuan, maka berkuranganlah (pahala) amalannya setiap hari sebesar qirat (ukuran yang amat besar).

Berdasarkan metodologi fuqaha’ dalam memahami nas ini, adalah jelas bahawa haram hukumnya bagi Muslim memelihara anjing di dalam rumah melainkan untuk tujuan keselamatan dan juga perburuan. Ini kerana setiap sesuatu yang mengurangkan dosa itu adalah antara petunjuk kepada hukum haram.

Dan ada juga hadith sahih riwayat Muslim yang boleh menjadi penguat kepada hadith Abu Daud di atas, iaitu:

وعن عائشة رضي الله عنها أنها قالت : ( واعد رسول الله صلى الله عليه وسلم جبريل عليه السلام في ساعة يأتيه فيها فجاءت تلك الساعة ولم يأته وفي يده عصا فألقاها من يده وقال : ما يخلف الله وعده ولا رسله . ثم التفت فإذا جرو كلب تحت سريره ، فقال : يا عائشة متى دخل هذا الكلب ههنا ؟ فقالت : والله ما دريت فأمر به فأخرج فجاء جبريل ، فقال رسول اله صلى الله عليه وسلم : واعدتني فجلست لك فلم تأت . فقال : منعني الكلب الذي كان في بيتك إنا لا ندخل بيتاً فيه كلب ولا صورة ) رواه مسلم

Daripada Aisyah r.a beliau berkata: “Telah berjanji Jibril dengan Rasulullah akan datang dalam suatu waktu, pada ketika janji itu telah tiba waktunya, Jibril tidak datang. Di tangan Nabi ada sebatang tongkat, maka baginda buang tongkat itu sambil berkata: “Tuhan dan RasulNya tidak akan menyalahi janji”. Kemudian Nabi melihat ke sebelahnya, maka baginda melihat ada anak anjing di bawah tempat tidurnya. Maka baginda bertanya: “Bila masuknya anjing ini?” Siti Aisyah menjawab: “Saya tidak tahu”. Lalu disuruh usir keluar anjing itu. Setelah anjing itu keluar datanglah Jibril dan Nabi terus bertanya: “Engkau berjanji denganku akan datang dan aku menunggu tetapi engkau tidak datang”. Jawab Jibril: “anjing yang berada di rumahmu yg menghalangi aku, kerana Kami (Malaikat) tidak masuk ke dalam rumah yang ada di dalamnya anjing dan gambar (patung)”.

Bagaimana pula dengan sebagai pemelihara anjing Muslim yang berhujah antaranya pemuda Ashabul Kahfi memelihara anjing? Di sana ada dua jawapan:

1. Memang benar, antara sumber hukum di dalam Islam ialah syariat umat sebelum Muhammad (syar’ man qablana). Akan tetapi, syariat umat terdahulu adalah tertakluk kepada syariat baru setiap kali diutuskan nabi baru dan wahyu baru. Hadith sahih di atas secara jelas mengharamkan Muslim memelihara anjing di dalam rumah.

2. Pemuda Ashabul Kahfi tersebut memelihara anjing untuk tujuan keselamatan. Selain itu, tiada petunjuk yang menyatakan kisah itu memberi sesuatu nilai dari aspek fiqh mengenai kenajisan anjing.

Mengulas isu ini, Syeikh Ahmad Kutty, pensyarah kanan Pengajian Islam di Islamic Institute of Toronto, Canada berkata bahawa adalah haram untuk memelihara anjing di rumah, melainkan untuk tujuan berikut:

1. Perburuan. Ini dijelaskan di dalam surah al-Ma’idah ayat 4 dan juga dalam beberapa potong hadith yang lain, dan perkara ini juga termasuk di dalam amr ta’abbudiy (sila rujuk penjelasannya di bawah).
2. Untuk dijadikan anjing pemandu jalan seperti untuk orang buta sekiranya memerlukan.
3. Untuk tujuan keselamatan pihak berkuasa seperti polis dan kastam.
4. Untuk mengawal keselamatan di sekitar rumah.
5. Untuk membantu penternakan haiwan.

Adakah Anjing Itu Najis?

Untuk menjawab persoalan ini, satu-satunya hujjah yang paling kuat digunakan sebagai rujukan ialah sepotong hadith yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:

طُهُور إناء أحدكم إذا ولَغ فيه الكلب أن يغسله سبْع مرات إحداهن بالتراب، أو أُولاهن بالتراب، أو عفِّرُوه الثامنة بالتراب

(Cara) menyucikan bekas kamu sekiranya dijilat anjing ialah dengan membasuhkan sebanyak tujuh kali, salah satunya dengan tanah, atau dimulakan dengan tanah, atau basuhan kelapan dengan tanah.

Hadith ini sebenarnya memberikan maksud yang anjing itu adalah najis. Ini kerana perkatan tuhur di awal hadith berkenaan iaitu yang bermaksud ‘cara menyucikan’ menunjukkan sifatnya yang bernajis, kerana penyucian itu hanyalah diperlukan untuk zat yang bernajis sahaja. Najisnya dianggap sebagai berat (mughalazah) kerana cara penyuciannya yang membabitkan proses samak.

Pun demikian, masih wujud khilaf ulamak dalam kenajisan anjing. Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah meringkaskan khilaf itu seperti berikut:

1. Anjing itu tidak najis keseluruhannya sama ada bulu kulit atau cecair badannya (kecuali najisnya yang dianggap mutawassitah). Ini adalah pendapat mazhab Maliki. Akan tetapi sekiranya anjing itu menjilat sesuatu, maka ianya perlu disamak. Syeikh Yusuf al-Qaradawi cenderung kepada pendapat ini.
2. Anjing itu najis termasuklah bulu dan cecair badannya (seperti peluh dan air liur). Ini adalah pendapat mazhab Shafie, dan salah satu riwayat daripada Imam Ahmad bin Hanbal.
3. Anjing itu najis pada cecair badannya sahaja, bukan pada bulu kulit badannya ketika kering. Ini adalah pendapat mazhab Hanafi dan pendapat kedua di dalam mazhab Hanbali.

Imam Ibn Taimiyyah lebih cenderung kepada pendapat yang ketiga. Pendapat ini selari dengan keharusan membela anjing di dalam rumah untuk tujuan di atas. Sekiranya ia najis keseluruhan, bagaimana mungkin ianya dibenarkan untuk dipelihara dalam keadaan tertentu? Justeru, najis anjing menurut Ibn Taimiyyah ialah pada cecair badannya sahaja.

Dengan penuh penghormatan, saya secara peribadi tidak dapat menerima pendapat Imam Malik kerana zahir nas hadith di atas, dan juga kerana metodologi ulamak fiqh dan ulamak usul di dalam memahaminya. Imam Malik dilihat menggunakan metodologi yang agak mudah, memahami dan mengeluarkan hukum secara zahir daripada hadith di atas.

Bagi orang awam, memahami hadith tidak boleh dilakukan tanpa kepakaran ilmu alat seperti ilmu bahasa arab, ilmu hadith dan seumpamanya, justeru urusan seumpama ini perlu diserahkan kepada mujtahid. Perbezaan pandangan ulamak mazhab adalah disebabkan perbezaan metodologi yang mereka gunakan di dalam mengeluarkan hukum daripada nas. Justeru sekiranya anda tiada ilmu alat, janganlah sampai tahap mencerca ulamak mazhab lain seperti yang saya dapati wujud dalam beberapa komuniti yang bersungguh-sungguh ingin membela anjing. Ada antaranya yang menyatakan pendapat ‘Ustaz Shafie’ adalah pendapat yang tidak selari dengan nas, sedangkan mereka tiada ilmu alat yang setanding dengan al-Imam al-Shafie r.a.

Saya hanya menyatakan khilaf hukum ini secara ringkas sahaja. Perbahasan setiap mazhab dalam menentukan kenajisan anjing sebenarnya adalah agak panjang.

Seperkara lagi, saya juga cenderung untuk menyatakan yang kenajisan anjing, dan juga cara mencucinya adalah amr ta’abbudiy atau perkara ibadah yang perlu kita tunduk kepada arahannya tanpa berfikir alasan logiknya secara melampau. Saya tidak nafikan ada kajian saintifik untuk menyokong kenajisan anjing seperti kandungan kumannya, tabiat kotornya atau tabiat pemakanannya, akan tetapi kandungan kuman juga mungkin terdapat dalam haiwan peliharaan yang halal dijaga kita di dalam rumah. Dan ada juga anjing terlatih atau yang dibiakkan menjadi bersih secara lahirnya. Justeru, persoalan kenajisan anjing ini tidak wajar terlalu dikaitkan dengan logik akal, akan tetapi anggaplah ianya sebagai amr ta’abbudiy.

Cara Samak

Cara samak telah diterangkan secara terang di dalam hadith di atas, iaitu membuang najis itu terlebih dahulu, diikut dengan mencuci anggota yang terkena anjing (tertakluk kepada mazhab pegangan anda) sebanyak 7 kali dengan air mutlaq, salah satunya dicampur dengan tanah.

Di Malaysia, ada dijual produk sabun ‘Taharah’ yang dikatakan memenuhi tuntutan sebahagian air basuhan yang dicampur dengan tanah tersebut.

Adakah Ada Alternatif Tanah Seperti Sabun Untuk Samak?

Ulamak berselisih pendapat di dalam isu ini, yang saya ringkaskan seperti berikut:

1. Pendapat terkuat di dalam mazhab Shafie menyatakan yang tiada alternatif dibenarkan untuk tanah dalam samak. Ini kerana cara cucian tersebut telah diterangkan secara jelas di dalam nas hadith.
2. Pandangan jumhur di dalam mazhab Hanbali menyatakan yang boleh digunakan sabun sebagai ganti kepada tanah dalam semua keadaan. Syeikh Muhammad Shaltut, bekas Syeikhul Azhar cenderung menerima pendapat ini. Ini dikiaskan dengan keharusan menggunakan sebarang bahan kesat termasuklah tisu ketika istinja’ walaupun nas hadith secara jelas menyatakan batu sahaja. Selain itu, menurut Syeikh Shaltut, tanah itu adalah simbolik kepada bahan penguat kepada air yang mencuci najis tersebut. Itu adalah bahan yang ada semasa zaman nabi. Sabun menurut beliau lebih kuat sifat mencucinya berbanding tanah, justeru diharuskan untuk menggunakannya sebagai ganti tanah.
3. Ada yang menyatakan boleh sekiranya sukar atau ada halangan untuk mendapatkan tanah.

Hukum Membunuh Anjing.

Menurut Syeikh ‘Atiyyah Saqar, bekas pengerusi Majlis Fatwa Universiti al-Azhar, berdasarkan beberapa hadith yang sahih merujuk kepada arahan nabi kepada para sahabat membunuh anjing dan membiarkannya pada hadith yang lain, hukum membunuh anjing boleh disimpulkan seperti berikut:

1. Tidak boleh membunuh anjing yang telah terlatih untuk tujuan-tujuan yang dibenarkan manusia memeliharanya seperti keselamatan, penternakan, jurupandu dan lain-lain.
2. Adapun anjing yang tiada manfaatnya, sekiranya ianya berbahaya seperti buas mengancam kanak-kanak atau manusia umumnya, atau membawa penyakit dan kekotoran, atau menganggu kejiranan dan lain-lain, maka diharuskan untuk membunuhnya untuk tujuan kawalan.
3. Adapun anjing yang tiada manfaat dan tidak pula membawa mudarat, maka ulamak berselisih pendapat sama ada dibolehkan atau diharamkan membunuhnya.

Kesimpulan

1. Adalah amat penting kita mengetahui sekurang-kurangnya secara ringkas hukum mengenai anjing ini, bagi memudahkan kita merasai nikmat keluasan fiqh di dalam Islam.

2. Ianya juga penting untuk mengubah sikap dan persepsi kita terhadap anjing. Islam menyuruh kita mempunyai hubungan yang baik terhadap semua makhluk termasuklah haiwan. Fobia dan imej anjing pada masyarakat Melayu sebenarnya tiada kaitan dengan agama, tetapi lebih kerana faktor persekitaran budaya kebanyakan masyarakat kita sahaja.

3. Ini juga penting bagi memulihkan imej umat Islam di mata non-Muslim. Tahun lepas, timbul isu yang menyatakan Islam sebagai agama yang anti anjing di UK setelah kerajaan memperluaskan lagi penggunaan anjing untuk tujuan sekuriti, dan cadangan ini mendapat bantahan membuta tuli daripada sebahagian komuniti Muslim. Bantahan ini tiada kaitan dengan Islam, tetapi sebaliknya dipengaruhi oleh faktor budaya hidup mereka sahaja.

4. Walaupun ada perbezaan pandangan ulamak mengenai kadar kenajisan anjing, akan tetapi jumhur berpandangan yang haram bagi Muslim memeliharanya di dalam rumah. Sekiranya ada keperluan untuk memelihara anjing untuk tujuan-tujuan seperti di atas, maka anjing itu perlu diasingkan daripada kediaman bagi membolehkan malaikat rahmat memasuki rumah kita.

Allahu a’lam bissawab.

rujukan: http://abidfana.com/2009/10/21/anjing-dan-permasalahan-fiqh-sekitarnya/#comment-554

Tuesday, September 21, 2010

Sedekah

Doa untuk anak soleh

DOA UNTUK ANAK SOLEH

SURAH AL-BAQARAH(2) AYAT 128

رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَآ أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَآ إِنَّكَ أَنتَ التَّوَّابُ الرَّحِيم

Our Lord! And make us submissive unto You and of our offspring a nation submissive unto You, and show us our Manasik, and accept our repentance. Truly, You are the One Who accepts repentance, the Most Merciful.

Wahai Tuhan kami! Jadikanlah kami berdua: Orang-orang Islam (yang berserah diri) kepadaMu dan jadikanlah daripada keturunan kami: Umat Islam (yang berserah diri) kepadamu dan tunjukkanlah kepada kami syariat dan cara-cara ibadat kami dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkaulah Maha Penerima taubat, lagi Maha Mengasihani.

SURAH ALI-IMRAN AYAT 38

رَبِّ هَبْ لِى مِن لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَآءِ

At that time Zakariyya invoked his Lord, saying: “O my Lord! Grant me from You, a good offspring. You are indeed the All-Hearer of invocation.”

Wahai Tuhanku! Kurniakanlah kepadaku dari sisiMu zuriat keturunan yang baik; sesungguhnya Engkau sentiasa Mendengar (menerima) do’a permohonan”.

SURAH AS-SAAFAT AYAT 100

رَبِّ هَبْ لِى مِنَ الصَّـلِحِينِ


“My Lord! Grant me (offspring) from the righteous.”

Wahai Tuhanku, kurniakanlah kepadaku anak yang terhitung dari orang-orang yang soleh.

(Doa Nabi Ibrahim ini dimakbulkan oleh Allah SWT. Baginda mendapat anak lelaki yang soleh dan penyabar iaitu Nabi Ismail a.s)

DOA AGAR ANAK2 MENGERJAKAN SOLAT
SURAH IBRAHIM (14) AYAT 40

رَبِّ اجْعَلْنِى مُقِيمَ الصَّلوةِ وَمِن ذُرِّيَتِى رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ

“O my Lord! Make me one who performs Salah, and (also) from my offspring, our Lord! And accept my invocation.

Wahai Tuhanku! Jadikanlah daku orang yang mendirikan sembahyang dan demikianlah juga zuriat keturunanku. Wahai Tuhan kami, perkenankanlah doa permohonanku.

DOA MELEMBUTKAN HATI ANAK2 YG NAKAL
SURAH TAHA AYAT 1-6

طه

1. Ta Ha

مَآ أَنَزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْءَانَ لِتَشْقَى

2. We have not sent down the Qur’an unto you to cause you distress,

إِلاَّ تَذْكِرَةً لِّمَن يَخْشَى

3. But only as a Reminder to those who fear (Allah)

تَنزِيلاً مِّمَّنْ خَلَق الاٌّرْضَ وَالسَّمَـوَتِ الْعُلَى

4. A revelation from Him Who created the earth and high heavens

الرَّحْمَـنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى

5. The Most Gracious Istawa the Throne

لَهُ مَا فِي السَّمَـوَتِ وَمَا فِي الاٌّرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَمَا تَحْتَ الثَّرَى

6. To Him belongs all that is in the heavens and all that is on the earth, and all that is between them, and all that is under the soil

DOA AGAR DIBERI ZURIAT YG MENYEJUKKAN HATI

SURAH AL-FURQAN(25) AYAT 74


رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَجِنَا وَذُرِّيَّـتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَاماً

“Our Lord! Bestow on us from our wives and our offspring the comfort of our eyes, and make us leaders of those who have Taqwa.”

Wahai Tuhan kami, berilah kami beroleh dari isteri-isteri dan zuriat keturunan kami: Perkara-perkara yang menyukakan hati melihatnya dan jadikanlah kami imam ikutan bagi orang-orang yang (mahu) bertakwa.

AJARKAN ANAK-ANAK DOA UNTUK IBUBAPA

SURAH IBRAHIM (14) AYAT 41

رَبَّنَا اغْفِرْ لِى وَلِوَالِدَىَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ

“Our Lord! Forgive me and my parents, and (all) the believers on the Day when the reckoning will be established.”

Wahai Tuhan kami! Berilah ampun bagiku dan bagi kedua ibu bapaku serta bagi orang-orang yang beriman, pada masa berlakunya hitungan amal dan pembalasan.

Doa agar anak2 patuh pada Allah SWT
SURAH AL-BAQARAH(2) AYAT 128

Doa agar anak2 mengerjakan Solat
SURAH IBRAHIM (14) AYAT 40-41

Doa melembutkan hati anak2 yg nakal
SURAH TAHA AYAT 1-6

Doa agar diberi zuriat yg menyejukkan hati
SURAH AL-FURQAN(25) AYAT 74

rujukan: http://anakkusoleh.wordpress.com/2008/04/15/doa-untuk-anak-soleh/

Monday, May 31, 2010

Outrage over Israeli attack

The flotilla comprised six ships carrying about 10,000 tonnes of aid for Gaza [AFP] Shock and outrage has swept the globe after Israeli soldiers stormed a flotilla of aid ships bound for Gaza.

International powers have closed ranks in condemning the
deadly raid.

Statement from the Turkish foreign ministry The interception on the convoy is unacceptable ... Israel will have to bear the consequences of its actions. We strongly condemn it and await an immediate explanation. By targeting innocent civilians, Israel has once again clearly displayed that does not value human lives and peaceful initiatives.

We forcefully condemn these inhumane activities by Israel.

The incident that occurred in open sea which is a gross breach of international law, could cause irrevocable consequences for our relations.

We wish to express our condolences to the bereaved families of the deceased, and swift recovery to the wounded.

Statement from the White House US President Barack Obama "expressed deep regret at the loss of life in today's incident, and concern for the wounded" in a phone call to Binyamin Netanyahu, the Israeli prime minister. "The president also expressed the importance of learning all the facts and circumstances around this morning's tragic events as soon as possible."

Ismail Haniya, Hamas leader in Gaza The government of Hamas call on Palestinians to carry out a total strike in Gaza and West Bank to show solidarity and protest the Israeli crimes.

We request emergency session for the UN Security Council, Arab League and Islamic Conference and we demand the Palestinian Authority to stop all forms of negotiations.

The government decided to grant those on board Freedom ships the medal of honour.

We appeal to the UN to withdraw from the Quartet.

The government has decided to name the May 31 "the freedom day". We demand the Arab League to carry out all decisions to stop the siege of Gaza.

We say to those heroes that the essence of your honourable blood has reached us before the aids you are carrying to us.

We salute everyone on board the Freedom ships.

Salam Fayad, Palestinian prime minister Israel went beyond all that could be expected.

This [attack] is a transgression against all international covenants and norms and it must be confronted by all international forums.

Statement from the Palestinian presidency Palestinian President Mahmoud Abbas condemns the crime perpetrated by the occupation authorities against international solidarity activists aboard the Freedom Flotilla.

The Palestinian leadership is closely following the developments and the President calls on the United Nations to confront Israel, which is disregarding all international laws and norms.

The attack on the Flotilla is an attack against humanity.

This incident will have grave consequences in the region and the world.

Statement from the Arab League Secretary General Amr Moussa has called for an emergency meeting at the League's headquarters in Cairo on June 1.

The attack clearly shows Israel's aggressive nature and its disrespect to international and humanitarian rules and laws.

We call on the international community to take immediate steps against Israel, a rogue state that practices all forms of terrorism and piracy, and instigates tension and instability in the region and in the middle of the Mediterranean sea.

Jens Stoltenberg, Norwegian prime minister
A military attack against civilian activists is totally unacceptable.

We are shocked at the news that Israeli naval forces have attacked ships bringing humanitarian aid to Gaza.

An independent international investigation into what has taken place, must be opened as soon as possible.

Norway's Foreign Minister Jonas Gahr Støre will raise this issue with the UN Secretary General today.

Statement from Brazil's foreign ministry Brazil condemns, in vehement terms, the Israeli action, given that there was no justification for a military intervention on a peaceful convoy of a strictly humanitarian character. Brazil considers that the incident should be the object of an independent investigation that should fully elucidate the facts in the light of human rights and international law.

Saad Hariri, Lebanese prime minister The Israeli attack on the aid convoy is a dangerous and crazy step that will exacerbate tensions in the region.

Lebanon firmly denounces this attack and calls on the international community, notably major powers ... to take action in order to end this continued violation of human rights and threat to international peace.

Spokesperson for EU's foreign policy chief High Representative Catherine Ashton expresses her deep regret at the news of loss of life and violence and extends her sympathies to families of the dead and wounded.

On behalf of the European Union she demands a full enquiry about the circumstances in which this happened.

The continued policy of closure is unacceptable and politically counter-productive. She calls for an immediate, sustained and unconditional opening of the crossing for the flow of humanitarian aid, commercial goods and persons to and from Gaza. Ambassadors from the 27 EU countries The EU condemns the use of violence that has produced a high number of victims among the members of the flottilla and demands an immediate, full and impartial inquiry into the events and the circumstances surrounding it. EU does not accept the continued policy of closure, it is unacceptable and politically counterproductive, we need to urgently achieve a durable solution to the situation in Gaza.

Guido Westerwelle, German foreign minister
I am deeply concerned about the events last night in the waters off Gaza ... These are disconcerting initial reports.

The foreign ministry is now working to establish the full facts of what happened.

Diego Lopez Garrido, Spain's secretary of state for EU affairs The Israeli storming of a flotilla of activist ships heading for Gaza is unacceptable and very serious event.

We have have summoned the Israeli ambassador [to Spain] to give us explanations and, of course, we will investigate and will start handling this matter immediately.

Mahmoud Ahmadinejad, Iranian president [The attack was an] inhuman Zionist regime action against Gazans.

Sheikh Hamad bin Khalifa al-Thani, Emir of Qatar The Israeli act of piracy against Arab and foreign activists who tried to break an non humanitarian unjust siege imposed on our fellow citizens in Gaza Strip, for no reason but they exercised their democratic right of choice.

The crimes purportrated this morning against the civilians supporting the Palestinians remind us of the unjust siege the open bleeding wound in the Strip; and all those who preach freedom, justice and democracy are required now to move and act to break this siege so the bloods of those free men do not go down the drains.

This is also message addressed to the Arab states who were brought to the moment of justice by those free men on board. Micheal Martin, Irish foreign minister I am gravely concerned at the reports emerging of the storming of a Turkish ship this morning by Israeli commandos.

My department is seeking to establish the full facts of what has occurred and confirm the safety of the eight Irish nationals who sailed with the
Turkish-led flotilla.

The reports of up to 15 people killed and 50 injured, if confirmed, would constitute a totally unacceptable response by the Israeli military to what was a humanitarian mission attempting to deliver much needed supplies to the people of Gaza.

Statement from Britain's Stop The War Coalition The action should see Israel condemned under international law.

Israel has repeatedly flouted law and public opinion worldwide in its treatment of the Palestinians.

The decision by Israel to attack the flotilla with such loss of human life shows it is arrogant and deadly intent in opposing any aid to the Palestinians.

Navi Pillay, UN high commissioner for human rights I am shocked by reports that humanitarian aid was met with violence early this morning reportedly causing death and injury as the boat convoy approached the Gaza coast.

The blockade keeps undermining human rights on a daily basis.

The current situation falls far short of what is necessary for the population to lead normal and dignified lives.

I condemn once again the indiscriminate firing of rockets from Gaza into Israel.

Franco Frattini, Italian foreign minister
Italy deplores the loss of civilian life in Israel's raid on a flotilla of aid ships bound for Gaza.

Statement from the UN Relief and Works Agency We are shocked by reports of killings and injuries of people on board boats carrying supplies for Gaza, apparently in international waters. Such tragedies are entirely avoidable if Israel heeds the repeated calls of the international community to end its counterproductive and unacceptable blockade of Gaza.

William Hague, British foreign minister
I deplore the loss of life during the interception of the Gaza Flotilla. Our embassy is in urgent contact with the Israeli government.

We are asking for more information and urgent access to any UK nationals involved. We have consistently advised against attempting to access Gaza in this way, because of the risks involved.

But at the same time, there is a clear need for Israel to act with restraint and in line with international obligations.

It will be important to establish the facts about this incident, and especially whether enough was done to prevent deaths and injuries. This news underlines the need to lift the restrictions on access to Gaza, in line with UN Security Council resolution (UNSCR) 1860. The closure is unacceptable and counter-productive. There can be no better response from the international community to this tragedy than to achieve urgently a durable resolution to the Gaza crisis. I call on the government of Israel to open the crossings to allow unfettered access for aid to Gaza, and address the serious concerns about the deterioration in the humanitarian and economic situation and about the effect on a generation of young Palestinians.

Children behind Israeli bars



By Nour Odeh in
on May 30th, 2010



With a timid smile, 16 year-old N twiddles his thumbs as he tells me his frightening story. Israeli soldiers came to his house a year ago at dawn. He was blindfolded, handcuffed, and taken away without any explanation.

When the military jeep finally stopped, the soldiers took him to a room with chairs. They began cursing at him and using derogatory terms against his mother and female siblings. The soldiers then put sunglasses on N's eyes and a female headband on his head.

"They took pictures of me; they were laughing," he told me.

"Aren’t you going to confess?" the soldiers kept asking him… "To what?" he would reply. "To throwing stones," they would say.

Afraid of ending up in jail, N refused to confess to the alleged offence.

"I kept telling them: I didn't do it. I didn't do anything," he recalled.

Until this point, N's story sounded familiar to someone like me, who's been covering the conflict in Palestine for years. Beatings, humiliation, and mistreatment of Palestinian detainees, including minors, are regularly documented by human rights organisations.

But N's story was just beginning.

"There was a dog barking outside the room… The soldier told me he would bring it in to f**k me if I didn't confess… I was so scared… The guy then took out a stick; he whipped it forward and it got longer. He told his friends, who were looking on and laughing at me: "This boy doesn't want to talk. Let's pull down his pants so I can shove this stick up his a**."

"I tried to hold on to the chair; he kept poking me, groping my privates with the stick, trying to get me off the chair," N said while avoiding eye contact with me.

The Palestine Chapter of Defence for Children International (DCI) has collected 100 sworn affidavits this year of Palestinian children, under the age of 18, who said they were mistreated by their Israeli interrogators. Fourteen of them say they were either sexually abused or threatened with sexual assault, including rape, if they didn't confess to what their interrogators accused them of.

N is one of these children… His confession landed him a three month sentence in an Israeli jail.

Because of the stigma attached, there are fears that many more children may have suffered similar abuse but have been afraid to come forward.

N kept telling me he felt awkward talking about his experience. "It feels bad to talk about this. I mean, what a thing to talk about… It's shameful," he told me.

So I asked this shy teenager why he mustered the courage to speak out. "I want justice," he said. "I wish these people could be tried in a court so that they don't do this to other guys."

N told me that at prison, he met many boys who had suffered similar abuse.

Israeli forces arrest approximately 700 Palestinian minors every year. During interrogation, these minors are not allowed to have contact with their lawyers or families. Human rights organisations say the alleged abuses happen during this period of isolation.


"These practices are meant to break the children. In a way, when you break the spirit of these children, you're breaking the spirit of the nation," Rifaat Kassis, the director general of DCI, told me.

And it's because of the powerful impact sexual abuse has on these children that DCI has sounded the alarm at the highest possible international levels. The organisation has communicated affidavits to the Special UN Rapporteur on Torture, hoping to galvanise enough international pressure to bring these abuses to an end.


This step is a reflection of the stonewalling human rights organisations usually face from Israeli authorities.

"Most of the time, the Israelis, they just dismiss our allegations and say this is not correct, this is not true; so if this is the case, we challenge them to record these interrogations and let the interrogations happen with the lawyer," Kassis told me.

This time was no different. We tried to request a response from the Israeli army but all our requests were turned down. The army told us they would only comment if they had more specific details about these cases, which is a demand the children's lawyers say could jeopardise their clients.

But after the report aired on Al Jazeera, the Israeli military issued a statement rejecting the allegations and the DCI report. The army also said its practices were consistent with international law; a claim hotly contested by all human rights organisations working in Israel and the Occupied West Bank.

The Israeli army's response to these allegations also proves what DCI admits: this is a long-term battle.

So is recovery - N still struggles with his experience

"I'll never forget his eyes; the way he looked at me," he said, referring to his interrogator.

N still has nightmares and struggles to curb the fear he feels when the army is on patrol nearby.

But he's relatively lucky, having a supportive family that has encouraged him to talk about his experience. And N has received counselling from the torture victims' centre of the YMCA (Young Men's Christian Association).

Still, this is a frustrating battle, requiring endless patience.

The director general of DCI told me his organisation's petitions and campaigns within the Israeli military system have generally yielded very limited results, if at all. That's why these child rights advocates are hoping that outside pressure will eventually help prevent further instances of abuse and afford children like N the basic rights and protection they should be entitled to.

The tormenting part of this battle, however, is knowing that until success is achieved, there is nothing these activists can do for the children now detained by Israeli soldiers on a regular basis.

They can only hope that counselling, after the fact, can help them recover.


source: http://blogs.aljazeera.net/middle-east/2010/05/30/children-behind-israeli-bars